Menjelajah Warisan Budaya di Festival Tampo Lore Bersama Bupati
Bupati Poso Verna Gladies Merry Inkiriwang menyatakan bahwa Festival Tampo Lore 2024 adalah kesempatan bagus untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya situs megalit di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Acara tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan adat istiadat masyarakat Tampo Lore ke seluruh masyarakat.
“Kita akan fokus pada peningkatan pariwisata dan pelestarian warisan budaya di Tampo Lore dan Kabupaten Poso ke depannya,” kata Verna Gladies Merry Inkiriwang saat menghadiri Festival Tampo Lore 2024. Pemerintah Kabupaten Poso berencana untuk fokus pada sektor pariwisata dan pertanian dalam lima tahun mendatang.
Bupati juga menjelaskan bahwa Festival Tampo Lore merupakan platform untuk mempromosikan situs-situs megalit yang menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Poso. Hal ini juga membantu memperkenalkan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Negeri Seribu Megalit kepada masyarakat luas.
Verna Gladies Merry Inkiriwang juga telah mengajukan kepada Pemerintah Provinsi Sulteng agar Festival Tampo Lore dimasukkan dalam agenda pariwisata Kabupaten Poso dan Pemerintah Provinsi. Ini adalah langkah untuk meningkatkan sektor pariwisata di daerah tersebut dan melestarikan adat istiadat serta warisan budaya mereka.
Dalam mendukung Festival Tampo Lore, pihak berwenang telah melakukan perbaikan jalan menuju Situs Megalit Pokekea, tempat acara festival di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah. Bupati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya keras dalam pelestarian adat istiadat dan warisan budaya daerah tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Tampo Lore, Muhammad Subarkah, menjelaskan bahwa festival kali ini adalah yang ketiga kalinya diselenggarakan. Festival ini diadakan oleh masyarakat Tampo Lore yang tinggal di tiga wilayah lembah, yaitu Lembah Pekurehua, Lembah Behoa, dan Lembah Bada.
Tujuan dari Festival Tampo Lore adalah untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi kreatif di Kabupaten Poso, khususnya bagi masyarakat di wilayah Tampo Lore. Acara ini juga membantu menjaga adat istiadat masyarakat adat Tampo Lore serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat lokal, nasional, dan internasional tentang keberadaan Negeri Seribu Megalit.
Muhammad Subarkah berharap bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih mengenal situs-situs megalit yang ada di Kabupaten Poso dan Provinsi Sulteng sebagai Negeri Seribu Megalit. Festival Tampo Lore diharapkan dapat melibatkan aktivitas ekspresi budaya masyarakat setempat mulai dari kerajinan, kuliner, seni tari, hingga musik.
Dengan demikian, Festival Tampo Lore bukan hanya sekadar ajang promosi pariwisata, tetapi juga upaya nyata dalam pelestarian warisan budaya daerah. Acara ini menunjukkan kekayaan budaya dan keindahan alam yang dimiliki oleh Kabupaten Poso dan Provinsi Sulteng kepada dunia. Semoga festival ini terus berlangsung dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat lokal serta pendatang yang hadir.