Dosen Fisika Sebut Kendala Teknologi Kuantum Indonesia Bisa Tertinggal
Beberapa dosen PTN mengalami kesulitan dalam mengajar mahasiswa tentang fisika kuantum. Fisika kuantum adalah ilmu yang mempelajari perilaku materi dan energi pada tingkat molekuler, atom, nuklir, serta tingkat mikroskopis. Salah satu dosen yang mengungkapkan masalah ini adalah Prof. Agus Purwanto dari ITS.
Menurut Prof. Agus, minat terhadap fisika kuantum saat ini sangat rendah. Bahkan jumlah dosen yang mengajar materi tersebut di ITS lebih banyak daripada mahasiswa yang mengambilnya. “Dosennya lebih banyak dari pada yang ambil,” ujar Prof. Agus dalam FGD di BRIN.
Prof. Agus menyarankan untuk melakukan sosialisasi tentang teknologi kuantum dengan cara yang lebih menarik bagi mahasiswa. Teknologi kuantum memiliki manfaat penting dalam perkembangan teknologi kehidupan manusia. “Kita perlu memikirkan bagaimana cara menyosialisasikan hal ini kepada publik secara luas,” tambahnya.
Dosen fisika lainnya, Prof. Tasrief Surungan dari Unhas, juga setuju bahwa minat terhadap fisika kuantum saat ini sangat minim. Menurutnya, pemerintah juga kurang menyosialisasikan teknologi kuantum. Prof. Tasrief menyarankan untuk meningkatkan kualitas pendidikan fisika kuantum dengan mengadakan seminar atau workshop.
Di sisi lain, Prof. Aziz Majidi dari UI mengaku tidak mengalami masalah dalam menyampaikan materi fisika kuantum kepada mahasiswa. Namun, perlu diperhatikan apakah mahasiswa akan menyukai materi tersebut setelah mengikuti perkuliahan.
Kepala Pusat Riset Fisika Kuantum BRIN, M. Hamzah Fauzi, menyatakan bahwa Indonesia tertinggal dalam pengembangan teknologi fisika kuantum dibanding negara lain. Menurutnya, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum mengembangkan teknologi kuantum. Hamzah menilai bahwa saatnya bagi Indonesia untuk fokus pada pengembangan teknologi kuantum.
Hamzah menjelaskan bahwa Indonesia tertinggal dalam pengembangan teknologi kuantum karena deindustrialisasi yang terjadi sejak tahun 1980-an. Negara-negara yang sukses mengembangkan teknologi kuantum adalah negara yang dulunya berhasil mengembangkan industri semi konduktor.
Meskipun demikian, Hamzah melihat bahwa pemerintah sudah mulai peduli terhadap dunia riset. Ia yakin bahwa teknologi kuantum akan berkembang di Indonesia di masa depan. Teknologi kuantum menjadi kunci bagi Indonesia menuju emas 2045.
Dengan adanya perhatian yang semakin meningkat terhadap teknologi kuantum, diharapkan minat mahasiswa terhadap fisika kuantum juga akan meningkat. Sosialisasi yang lebih menarik dan peningkatan kualitas pendidikan fisika kuantum di perguruan tinggi diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi pemain utama dalam pengembangan teknologi kuantum di masa depan.