Alasan Panglima Militer Ukraina Disebut Sebagai Tukang Jagal dan Salah Satunya Punya Tangan Besi

Alasan Panglima Militer Ukraina Disebut Sebagai Tukang Jagal dan Salah Satunya Punya Tangan Besi

Militer Ukraina mengalami perombakan besar-besaran pada bulan Februari lalu. Oleksandr Syrskyi telah diangkat sebagai panglima militer tertinggi negara tersebut. Meskipun dikenal sebagai pemimpin militer yang berpengalaman, Syrskyi juga mendapat kritik karena keputusannya yang sering kali menempatkan pasukannya dalam risiko tinggi. Beberapa tentara bahkan menyebutnya sebagai “tukang jagal” karena hal itu.

Perubahan kepemimpinan ini terjadi pada saat yang krusial bagi perang Ukraina dengan Rusia, yang hampir memasuki tahun ketiga. Meskipun Ukraina awalnya berhasil merebut beberapa wilayah dan menahan serangan Rusia, kemajuannya mulai melambat karena pertahanan Rusia yang kuat, dana yang semakin menipis, serta keterbatasan tenaga kerja dan persenjataan.

Saat ini, Ukraina masih menunggu persetujuan Kongres AS untuk bantuan militer senilai USD60 miliar lagi — sebuah suntikan dana yang sangat penting. Namun, kaum konservatif di AS menolak untuk memberikan bantuan tersebut, menambah kesulitan Ukraina dalam menghadapi Rusia.

Meskipun pergantian panglima militer dapat membawa perubahan, namun hal ini tidak akan menghasilkan dampak signifikan pada situasi Ukraina saat ini. Terlebih lagi, gaya kepemimpinan Syrskyi yang kontroversial telah mempengaruhi moral para prajurit.

Presiden Zelenskyy sendiri menggambarkan keputusan untuk mengganti panglima tertinggi sebagai langkah untuk mencapai “perubahan yang efektif dalam dasar pertahanan kita.” Namun, ada pihak yang percaya bahwa penggantian ini juga dipengaruhi oleh faktor politik, dengan Syrskyi dianggap lebih dekat dengan Zelenskyy daripada pendahulunya.

Syrskyi, yang memiliki pengalaman luas dalam bidang militer, telah memimpin pasukan Ukraina sejak 2019. Namun, keputusannya dalam pertempuran di Bakhmut telah menimbulkan kontroversi, dengan banyak tentara yang meragukan kepeduliannya terhadap nyawa para prajurit.

Selain itu, kedekatannya dengan Presiden Zelenskyy juga menuai pro dan kontra di kalangan militer. Beberapa prajurit khawatir bahwa hubungan dekat mereka dapat mengorbankan kepentingan mereka demi ambisi politik presiden.

Meskipun demikian, Syrskyi berusaha untuk meningkatkan moral para prajurit dan berkomitmen untuk memperbaiki situasi di garis depan. Namun, julukan “Jenderal Besi” yang melekat padanya menunjukkan bahwa reputasinya tidak selalu positif di mata orang-orang di sekitarnya.

Dengan situasi perang yang semakin rumit, Ukraina berharap untuk bisa membalikkan keadaan. Namun, tantangan yang dihadapi oleh negara tersebut tidak hanya dari Rusia, tetapi juga dari kurangnya dukungan internasional dan bantuan militer yang memadai.

Di tengah ketidakpastian ini, Ukraina harus tetap kuat dan bersatu untuk menghadapi ancaman yang ada. Semoga pergantian kepemimpinan militer dapat membawa perubahan positif dan membantu Ukraina meraih kemenangan dalam perjuangan mereka melawan Rusia.