Gen Z Cenderung Menolak Naik Jabatan Level Manajer Menengah

Gen Z Cenderung Menolak Naik Jabatan Level Manajer Menengah

Seorang pakar manajemen bernama Leda Stawnychko telah mengungkapkan sebuah fenomena menarik yang sedang terjadi di dunia kerja, yaitu generasi Z atau Gen Z cenderung enggan untuk mengejar jabatan manajer tingkat menengah. Menurut Leda, tren ini disebut sebagai ‘conscious unbossing’, di mana generasi Z lebih memilih figur pemimpin dengan lebih sadar dan rasional sesuai dengan peran mereka.

Manajer tingkat menengah memegang peran penting dalam sebuah organisasi, menjadi penghubung utama antara strategi perusahaan dan operasional sehari-hari. Mereka memiliki tugas dinamis dalam mengimplementasikan visi strategis perusahaan ke dalam praktik sehari-hari. Namun, meskipun posisi ini menawarkan kesempatan strategis yang penting, lebih dari setengah generasi Z tidak tertarik untuk mengejar jabatan manajemen menengah.

Leda berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh pola hidup generasi Z yang cenderung mudah lelah. Peran manajer tingkat menengah seringkali membutuhkan tingkat kelelahan yang tinggi, yang mungkin tidak selaras dengan nilai-nilai generasi Z seperti kemandirian, fleksibilitas, dan kesejahteraan pribadi. Meskipun generasi Z dikenal sebagai generasi yang ambisius dan percaya diri, mereka mungkin melewatkan kesempatan belajar dan pengaruh besar yang ditawarkan oleh peran manajemen menengah.

Namun, peran manajemen menengah sebenarnya dapat menjadi kesempatan yang berharga bagi generasi Z, asalkan dilakukan dengan pemahaman yang tepat. Dalam tulisannya, Leda memberikan beberapa prinsip yang dapat membantu generasi Z memanfaatkan peran manajemen menengah dengan lebih baik.

Pertama, manfaatkan peran ini untuk meningkatkan kesadaran diri. Manajemen menengah dapat menjadi lingkungan yang unik untuk memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta gaya kepemimpinan yang efektif. Dengan meningkatkan kesadaran diri, generasi Z dapat mendelegasikan tugas dengan lebih efektif dan menghemat waktu untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Kedua, anggap peran manajemen menengah sebagai tempat “inkubasi” kepemimpinan. Melalui peran ini, generasi Z dapat belajar menegosiasikan prioritas, mengembangkan keterampilan berpikir strategis, dan membangun jaringan yang penting untuk karier mereka. Peran ini juga dapat membekali mereka untuk memperjuangkan perubahan sosial atau meraih kesuksesan sebagai pebisnis di masa depan.

Yang ketiga, manfaatkan peran ini untuk memperluas dampak. Sebagai seorang manajer tingkat menengah, generasi Z memiliki kesempatan untuk mempengaruhi budaya organisasi dan menciptakan perubahan positif yang lebih besar. Dengan memanfaatkan peran ini dengan baik, generasi Z dapat menunjukkan kepada generasi sebelumnya bahwa tujuan besar dapat dicapai tanpa mengorbankan kesejahteraan pribadi atau integritas.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, generasi Z dapat melihat peran manajemen menengah sebagai sebuah peluang berharga untuk berkembang, memimpin perubahan, dan menciptakan dampak positif dalam lingkungan kerja mereka.